KUTAI BARAT – Penutupan Pekan Daerah (Peda) XI Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Provinsi Kalimantan Timur di Taman Budaya Sendawar (TBS), Kecamatan Barong Tongkok, Kutai Barat, berlangsung meriah dan sarat nuansa budaya, Jumat pagi (27/6/2025) pukul 09.00 WITA.
Salah satu momen yang paling menyita perhatian dalam acara penutupan ini adalah penampilan Tari Tuwengan, yang dibawakan dengan penuh khidmat oleh Sanggar Seni Swalas Guna. Tarian tradisional khas Suku Dayak Tunjung dan Benuaq ini menjadi simbol kuat identitas budaya masyarakat Kutai Barat.
Para penari tampil anggun dengan balutan busana adat lengkap, menggerakkan tubuh dengan irama dinamis nan sakral, mengisahkan siklus kehidupan berladang dalam tradisi Dayak Tunjung-Benuaq. Tari Tuwengan bukan sekadar seni pertunjukan, tetapi juga cerminan nilai spiritual, kerja keras, dan kebersamaan dalam kehidupan masyarakat lokal.
Tarian ini menggambarkan prosesi pertanian tradisional yang dimulai dari ritual pemilihan hari baik (taont ulant ba amuh betangkap) dan penentuan lokasi ladang yang disebut Tuwengan, tempat suci yang menjadi pusat kegiatan awal bercocok tanam. Di tempat ini pula, benih padi suci seperti Butiin Luwingk dan Butiin Boyas (simbol Dewi Padi) diletakkan dan diberkahi sebelum ditanam.
Penanaman benih pertama dilakukan secara khusus oleh pasangan suami istri pemilik ladang, sebagai bentuk penghormatan dan harapan akan hasil panen yang melimpah. Selanjutnya, keluarga dan warga lain bergotong royong dalam proses yang disebut Tonau, kerja bersama dalam suasana suka cita.
Saat panen tiba, padi pertama yang dipetik berasal dari sekeliling Tuwengan, lalu ditumbuk dan dipersembahkan kepada leluhur (Tejaq) sebagai tanda syukur. Barulah panen raya dapat dimulai.
“Tuwengan adalah wujud nyata dari filosofi hidup masyarakat Dayak yang menjunjung tinggi keselarasan antara alam, manusia, dan kekuatan tak kasat mata,” jelas salah satu tokoh adat yang hadir.
Penampilan Tari Tuwengan di penutupan Peda XI tak hanya memukau para peserta dan tamu undangan, tetapi juga menjadi penegas peran budaya lokal dalam memperkuat identitas dan semangat kebersamaan.
Peda XI KTNA 2025 yang berlangsung selama beberapa hari ini menjadi ajang silaturahmi, tukar ilmu, dan inovasi bagi para petani dan nelayan se-Kalimantan Timur. Lewat penampilan budaya seperti Tari Tuwengan, Kutai Barat tidak hanya sukses sebagai tuan rumah, tetapi juga berhasil menunjukkan kekayaan nilai-nilai luhur daerah kepada seluruh peserta.
Pewarta: Ichal
Editor : Nicha R