spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Peda KTNA XI 2025 Resmi Ditutup, Bupati Kutai Barat Soroti Potensi Pertanian dan Perikanan Daerah

KUTAI BARAT – Pekan Daerah (Peda) Petani Nelayan ke-XI Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) resmi ditutup pada Jumat pagi (27/6/2025) di Taman Budaya Sendawar (TBS), Kecamatan Barong Tongkok, Kutai Barat. Kegiatan yang digelar sejak 21 Juni ini mengusung tema “Melalui Pekan Daerah Petani Nelayan Ke-XI Tahun 2025 Kita Tingkatkan Produksi dan Daya Saing Petani Nelayan Menuju Swasembada Pangan di Kalimantan Timur.”

Penutupan kegiatan dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, antara lain Wakil Ketua DPRD Kaltim Ekti Imanuel, Ketua DPRD Mahakam Ulu Paran Dephung, Kepala Dinas Pangan dan Hortikultura Kaltim Siti Dariyah Yana, Sekda Kutai Barat Ayonius, jajaran Forkopimda Kutai Barat, Ketua TP PKK Mahakam Ulu Yovita Bulan Bonifasius, serta para camat dan kepala OPD dari kabupaten/kota se-Kaltim.

Dalam sambutan tertulisnya, Bupati Kutai Barat Frederick Edwin mengucapkan apresiasi kepada seluruh peserta dan pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Peda tahun ini.

“Peda KTNA bukan hanya sekadar ajang silaturahmi antar kabupaten/kota, tapi juga forum strategis untuk bertukar informasi, meningkatkan kapasitas, dan mencari solusi di sektor pertanian dan perikanan. Saya yakin, dari sini lahir ide-ide segar dan inovasi baru yang akan menopang pembangunan ekonomi daerah dan nasional,” ujar Bupati.

Baca Juga:   Terlibat Narkoba, Oknum Polisi Bripka RSM Dituntut 7 Tahun Penjara dan Denda Rp 1 Miliar

Ia berharap, semangat yang terbangun selama Peda dapat dibawa pulang dan diterapkan di daerah masing-masing untuk memperkuat ketahanan pangan.

“Di pundak para petani dan nelayan inilah masa depan pangan kita bertumpu. Mari terus jaga semangat ini agar tidak hanya berhenti di acara seremonial,” tambahnya.

Bupati Frederick juga menyoroti besarnya potensi sektor pertanian dan perikanan di Kutai Barat. Saat ini, kabupaten yang dipimpinnya memiliki lahan pertanian seluas 113.822 hektare di 16 kecamatan dan 190 kampung, serta sawah eksisting seluas 3.847 hektare, termasuk 750 hektare sawah baru hasil cetak lahan.

“Untuk sektor peternakan, Kutai Barat sangat potensial dalam pengembangan sapi, kambing, babi, serta ayam pedaging dan petelur. Komoditas ternak ini sudah menjadi andalan masyarakat,” terangnya.

Selain pertanian, perikanan juga menjadi sektor unggulan, dengan potensi perairan seperti sungai seluas 1.416,5 hektare, rawa dan danau mencapai 18.424,8 hektare. Kutai Barat tercatat memiliki 4.410 rumah tangga perikanan budidaya (RTPB) dan 7.508 rumah tangga perikanan tangkap (RTPT).

Baca Juga:   Hari Terakhir Tes Kesehatan, Tiga Paslon Bupati dan Wakil Bupati Kubar Berjuang di RSUD AWS Samarinda

“Beberapa kecamatan seperti Penyinggahan, Jempang, Muara Pahu, Tering, Melak, Mook Manaar Bulatn, dan Long Iram telah berkembang sebagai sentra perikanan andalan,” sebutnya.

Bupati juga mengajak seluruh pihak, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, untuk bersinergi dan berkomitmen dalam mendukung produktivitas petani dan nelayan di Kaltim, khususnya di Kutai Barat.

“Kami siap mengoptimalkan berbagai program dan kebijakan untuk mendorong kemajuan sektor pertanian dan perikanan berbasis potensi lokal. Dukungan dari semua pihak sangat kami harapkan,” pungkasnya.

Dengan berakhirnya Peda KTNA XI 2025, diharapkan semangat kolaborasi dan inovasi yang terbangun bisa dilanjutkan dalam agenda pembangunan pangan berkelanjutan di Kalimantan Timur.

Pewarta: Ichal
Editor : Nicha R

BERITA POPULER