KUTAI BARAT – Perhelatan Pekan Daerah (Peda) ke-XI Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) tingkat Provinsi Kalimantan Timur yang berlangsung di Kabupaten Kutai Barat sejak 21 Juni 2025, resmi ditutup pada Jumat (27/6/2025). Penutupan dilakukan oleh Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, sekaligus menjadi momen penyerahan Bendera Petaka Peda sebagai simbol estafet penyelenggaraan.
Dalam prosesi tersebut, Bupati Kutai Barat, Frederick Edwin, menyerahkan bendera kepada Wakil Gubernur, yang kemudian diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Paser sebagai tuan rumah Peda XII KTNA Tahun 2028. Penyerahan diterima langsung oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Paser, Erwan Wahyudi.
“Pemerintah Kabupaten Paser menyambut baik penunjukan ini dan siap melaksanakan Peda XII KTNA 2028 dengan sebaik-baiknya,” tegas Erwan saat diwawancarai usai acara di Taman Budaya Sendawar (TBS), Kutai Barat, Jumat (27/6/2025).
Ia menyebut bahwa persiapan matang menjadi kunci, mulai dari lokasi pembukaan hingga penutupan acara, termasuk pengaturan waktu dan akomodasi peserta.
“Manajemen waktu harus disiplin. Ini penting agar seluruh agenda berjalan tepat dan kontingen tidak merasa dirugikan. Begitu juga soal pemondokan, kenyamanan peserta harus jadi prioritas,” ujarnya.
Erwan tak menampik bahwa pengalaman mengikuti Peda XI di Kutai Barat memberikan banyak catatan penting dan pelajaran berharga bagi Kabupaten Paser. Ia menyoroti beberapa kekurangan, khususnya soal keterlambatan jadwal acara dan kepadatan pemondokan peserta.
“Kami temui beberapa peserta tinggal dalam kondisi berdesakan, bahkan sampai 30 orang dalam satu rumah. Hal seperti ini tak boleh terulang saat Paser jadi tuan rumah,” ungkapnya.
Selain itu, ia menilai penataan lokasi Gelar Teknologi Pertanian perlu diperbaiki agar lebih merepresentasikan wajah pertanian Kalimantan Timur, sekaligus memberi ruang lebih bagi komunitas pertanian lokal.
“Di Paser nanti, kami akan munculkan komunitas lokal sebagai identitas daerah, seperti petani padi Mayas dan produk hortikultura unggulan. Ini penting untuk memperlihatkan karakter daerah, bukan sekadar kemeriahan acara,” tuturnya.
Tak kalah penting, Erwan juga berharap seluruh lomba dan penilaian dalam Peda mendatang bisa berlangsung secara objektif dan transparan.
“Kami sadar, dalam kompetisi pasti ada persepsi tak adil. Tapi kami berkomitmen sejak awal, tidak ada keberpihakan. Semua peserta harus mendapat perlakuan yang sama,” tegasnya.
Setibanya di Kabupaten Paser, ia berencana segera menyusun laporan hasil evaluasi pelaksanaan Peda XI di Kutai Barat kepada Bupati, Sekda, dan Asisten I Paser untuk dibahas lebih lanjut sebagai dasar perencanaan awal Peda XII.
“Kami ingin Peda XII di Paser bukan hanya sukses secara seremoni, tapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta dalam semua aspek,” pungkas Erwan.
Pewarta: Ichal
Editor : Nicha R