spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Menolong Tanpa Peduli Suku atau Agama, Belajar Kehidupan dari Sopir Ambulans Bernama Alfi

TANAH GROGOT– Alfi, panggilan akrabnya. Pria bernama lengkap Alfiannor ini, sejak tahun 2015 mengabdikan waktunya untuk menolong dan membantu sesama dengan ambulans.

“Pertama saya bawa ambulans  saat orang tua saya sakit. Awalnya beliau sakit, saya bawa ke rumah sakit menggunakan mobil pribadi. Setengah jam di rumah sakit meninggal, saya minta ambulans di rumah sakit Tanah Grogot untuk membawa pulang tidak ada. Dan tiba-tiba datang ambulans Gerindra yang dibawa Pak Liem Eddy Hartono. Beliau yang mengantarkan jenazah orang tua saya ke rumah,” ucap Alfi menceritakan kisah dukanya.

Saat itu, lanjut dia, Liem meminta agar ambulans tetap di rumah  karena perlu untuk mengantarkan ke pemakaman. Betul saja,  paginya, untuk pertama kalinya, Alfi harus membawa ambulans untuk mengantarkan jenazah ayahnya ke pemakaman.

Sejak saat itu, dia dipercaya menyupiri ambulans relawan. Setiap waktu Alfi meluncur ke klinik di mana ambulans itu parkir, kemudian membawa pasien ataupun jenazah.

“Nah sejak tahun 2019 ambulans ini diserahkan ke saya berikut surat dari DPP Gerindra dari Pak Liem. Begitu saya buka isinya, ternyata tagihan pajak kendaraan bermotor yang belum dibayar. Jika tidak dibayar, ambulans akan di tarik ke DPP,” kenang pria 48 tahun yang merupakan ayah dari 2 anak ini.

Baca Juga:   Debat Calon Wali Kota Samarinda, Pasangan Andi Harun dan Saefuddin Zuhri Diberi Nilai 80-85 dari Panelis

“Pajak ambulans ini cukup mahal, karena mobil plat hitam milik perusahaan. Jadi statusnya bukan mobil ambulans makanya jadi mahal. Jadi jika bayar kami kirim dana ke DPP Gerindra, di sana yang menguruskan, tidak kurang dari tiga juta rupiah pertahunnya, Alhamdulillah tertutup dari pemberian yang memerlukan jasa ambulans,” kata Alfi.

Sejak menjadi sopir ambulans, Alfi mengaku belajar arti hidup dalam arti yang sebenarnya. Kini, pikiran mau ini mau itu hilang. “Berbagai pasien kita bawa, mulai dari yang stroke, pecah kepala. Alhamdulillah kita diberi ketetapan Allah untuk menolong. Disini bukan kebetulan, tapi Allah-lah yang menentukan. saya banyak-banyak bersyukur, betapa sakitnya jika kita diperankan Allah menjadi orang yang sakit,” ucapnya.

Alfi sangat mengharapkan, semoga apa yang dilakukannya  bersama 80-an anggota Forum Solidaritas Driver Ambulance Paser, menjadi sebab keridaan Allah.

“Di Kabupaten Paser ini ada 84 ambulans, semunya plat merah bantuan dari pemerintah kabupaten untuk setiap desa. Hanya dua ambulans plat hitam yang tergabung di perkumpulan kami,” jelasnya.

Baca Juga:   Stabilisasi Pasokan dan Harga Bapok, DKP Paser Gelar Gerakan Pangan Murah

“Sekarang sopir ambulans adalah hidup saya. Saya harus melayani sesama yang memerlukan, tidak pandang suku atau agama. Kita harus tolong, kapanpun dan dimanapun. Siapapun dia. Apakah itu berstatus tahanan, penjahat manakala perlu rujukan kami siap melayani,” katanya.

Alfi sangat mengharapkan Pemkab Paser bisa memperhatikan fasilitas mobil jenazah yang ada di RSUD Panglima Sebaya Tanah Grogot. “Terus terang mobil jenazah hanya dua, satu kecelakaan dan hingga saat ini belum bagus. Semoga bisa mendapat perhatian dari Pak Bupati,” harap Alfi, ditemui di sehuah rumah yang menjadi posko ambulans di Desa Tapis Kecamatan Tanah Grogot, Minggu (12/6/2022) selepas pemakaman Hj Robiah binti Hamza H Limbang, di Komplek Pemakaman Masjid Raudhatul Ummah Tapis. (mun)

BERITA POPULER