PASER– Era teknologi sekarang siapa pun yang ingin berusaha dapat diwujudkan dengan banyak cara. Terlebih perkembangan digital yang semakin pesat akhir-akhir ini. Perkembangan teknologi ini tidak ingin dilalui begitu saja oleh Vega.
Perempuan asal Desa Bukit Seloka Kecamatan Long Ikis itu memanfaatkan internet untuk memperkenalkan dan menawarkan jualannya, yakni madu kemasan botol. Vega menuturkan awal mulanya berbisnis madu dalam botol kemasan, sejak pandemi Covid-19 merebak.
Saat itu dia merasa bingung, karena semua aktivitas di luar banyak dikurangi. “Saat itu banyak kegiatan yang tidak dapat dilakukan di luar rumah. Apalagi saat ada pengetatan karena tingginya kasus terkonfirmasi virus corona,” kata Vega, Rabu (29/3/2023).
Bingung tidak ada aktivitas dan semua bentuk kegiatan dibatasi oleh aturan yang dikeluarkan pemerintah. Hampir setiap harinya dia akrab dengan gawainya. Tanpa ia sadari saat menonton YouTube terdapat kiat-kiat produktif di masa pandemi Covid-19.
“YouTube saya tonton itu bagaimana menjual barang jualan dengan memanfaatkan jasa pengiriman atau via online,” jelas dia.
Ia pun terus mencari referensi kiat produktif di masa pandemi Covid-19. Termasuk mengikuti berbagai pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah secara virtual.
“Akhirnya tercetus ide menjual madu bersama kerabat secara online, selain bagus dikonsumsi untuk kesehatan diri sendiri madu ini juga dapat dijual dan dapat menambah penghasilan,” tutur Vega.
Untuk konsumen daerah Long Ikis diantar sendiri dan bisa juga diambil langsung ke rumah. Sementara konsumen dari luar diantar via kurir atau jasa pengiriman barang.
Untuk pasokan madu kemasan ini ia tidak menyediakan banyak stok, semua tergantung pasokan madu dari pemanen madu dan pesanan. Adapun yang dijualnya madu murni, sehingga pelanggannya tidak hanya dari daerah Long Ikis saja tetapi juga dari Tanah Grogot bahkan Kota Balikpapan.
“Alhamdulillah sudah ada pelanggan dari Balikpapan. Awalnya belinya hanya 1 botol, namun beberapa waktu belakangan ini sering memesan lagi 2 botol,” terang dia.
Harganya pun bervariatif mulai dari kisaran Rp 105 ribu sampai Rp 125 ribu. Dirinya berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop-UKM) dapat memberikan pelatihan.
“Mulai dari kiat menawarkan produk semenarik mungkin, termasuk strategi pemasaran memanfaatkan digital,” harap dia.
Perkembangan media sosial dimanfaatkan Vega dengan tepat, karena bisa menjual produk. “Mungkin usai Lebaran Idulfitri nanti ada pelatihan untuk ibu-ibu dalam membantu perekonomian keluarga oleh dinas terkait,” pungkas Vega. (bs)