spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bontang Punya Sunday Market, Segera Disusul Car Free Night

Minggu pagi (3/8/2025), saya jogging di sekitar halaman parkir GOR PKT. Ini jadi salah satu pilihan rutin tiap akhir pekan. Tempatnya luas, aman, dan udaranya cukup segar. Pagi itu, saya berolahraga bersama istri dan putri saya. Kami mengambil rute ringan sambil menikmati suasana yang sudah ramai sejak pukul 06.00 Wita. Ada yang ikut senam sehat, ada yang jalan santai, dan tak sedikit yang datang untuk menikmati suasana Sunday Market.

Saat berkeliling, saya bertemu dengan beberapa wajah yang familiar. Lurah Loktuan tampak berlari ringan mengitari jalur luar gedung. Saya juga sempat menyapa Sigit Alfian, mantan Kepala Kesbangpol Kota Bontang, yang sedang jogging bersama keluarganya.
“Kalau saya ini sudah nggak sanggup cepat-cepat. Yang penting tetap rutin olahraga,” ujarnya sambil tersenyum. Beberapa tetangga dari Perumahan Bukit Sekatup Damai (BSD) pun saya temui. Mereka juga menjadikan GOR PKT sebagai tempat olahraga yang nyaman dan terjangkau.

Saya bersama kawan saat jogging santai di kawasan GOR PKT.
Stan kopi dan jajanan ringan jadi tempat favorit pengunjung setelah olahraga.
Stan Sate Padang Denai dengan menu khas dan kolaborasi minuman Cappucino Cincau.

Suasana pagi itu memang ramai. Tenda biru Pegadaian berdiri di sisi kiri, menawarkan program tabungan emas dan cicilan logam mulia. Di sekitarnya, deretan stan makanan tersusun rapi. Ada “Susu Setia” seharga Rp3.000 per cup, soto Banjar, es doger, donat Bontang, dan berbagai jajanan lokal lainnya. Asap panggangan bercampur aroma makanan langsung menyambut pengunjung.

Baca Juga:   Lari Virtual, Gerakan Nyata: BUJURUN Kubar Tembus Long Iram Bawa Sembako

Salah satu stan yang juga menonjol adalah Sate Padang Denai. Dengan tenda biru dan backdrop merah mencolok, mereka menyajikan sate hangat lengkap dengan kuah kental dan bumbu rempah. Di meja depannya, tersedia pula minuman botolan hasil kolaborasi dengan Cappucino Cincau. Penjual sibuk memanggang sate, sementara antrean terus terbentuk. Stan ini terlihat rapi dan siap bersaing.

Booth Pegadaian tampil mencolok, ramai pengunjung yang penasaran produk tabungan emas.

Di sisi lain kawasan, berbagai aktivitas juga berlangsung. Ada senam pagi yang diikuti puluhan warga, anak-anak yang bermain sepeda, ibu-ibu mendorong stroller, hingga remaja yang sibuk membuat konten di sekitar tenda. Tak jauh dari situ, sekelompok pemuda terlihat berlatih tinju di bawah arahan pelatih. Mereka berlatih teknik dasar, footwork, dan shadow boxing tanpa mengganggu lalu lintas pengunjung.

Lalu lintas pejalan kaki cukup padat, warga menikmati udara segar.

Sunday Market bukan hanya soal belanja. Banyak warga memanfaatkannya sebagai ruang olahraga dan tempat bersantai bersama keluarga. Seorang pedagang kopi, Nona, mengaku omzetnya cukup stabil. “Biasanya jam 12 baru habis. Tapi waktu GOR Lang-Lang direnovasi, di sini bisa lebih ramai. Jam 10 saja sudah habis,” katanya sambil melayani pembeli. Hal serupa disampaikan Dini (28), warga Loktuan yang rutin datang tiap Minggu pagi. “Di sini lengkap. Bisa senam, anak-anak bisa main, suami jogging, sekalian sarapan dan belanja,” ujarnya.

Baca Juga:   Sidrap Menuju Garis Final (1): MK Ultimatum, Mediasi Gagal

Saat GOR Lang-Lang (Bessai Berinta) direnovasi, GOR PKT menjadi lokasi alternatif utama bagi warga. Aktivitas yang padat saat itu berdampak langsung terhadap peningkatan omzet pelaku usaha. Hingga kini, kawasan ini tetap menjadi pusat keramaian yang konsisten. GOR PKT sendiri dilengkapi fasilitas lengkap: lapangan softball dan baseball, arena panahan, serta GOR serbaguna. Di Minggu pagi seperti ini, kawasan tersebut tak hanya berfungsi sebagai tempat olahraga, tetapi juga menjadi ruang publik yang hidup.

Sunday Market sudah berjalan sejak sebelum pandemi COVID-19, digagas oleh PT Pupuk Kaltim. Kegiatan ini sempat vakum dua tahun, lalu kembali aktif sejak Juni 2022. Kini, Sunday Market menjadi magnet mingguan yang menyatukan berbagai kalangan—dari anak muda, orang tua, pelaku UMKM, hingga instansi pelayanan publik. Sayangnya, ruang publik seperti ini masih terbatas di Bontang. Padahal, kesadaran warga untuk berolahraga semakin meningkat. Namun belum banyak tempat yang benar-benar mampu menampung aktivitas warga secara terintegrasi.

Karena itu, langkah Pemkot Bontang menggagas Car Free Night di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Api-api patut diapresiasi. Rencana ini sudah masuk tahap serius dan akan dibahas dalam rapat koordinasi yang digelar Minggu (3/8) malam ini di Ruang Rapat DPMPTSP. Undangan resmi telah disebar ke sejumlah stakeholder, dan rapat tersebut akan dipimpin langsung Sekda Bontang. Artinya, ini bukan sekadar wacana, tapi sudah masuk dalam tahap desain teknis dan koordinasi lintas sektor.

Baca Juga:   Ketika Rudy Pegang Kendali Lagi, Ke Mana Golkar Melangkah?

Harapannya, konsep Car Free Night nanti bisa mengikuti pendekatan seperti Sunday Market di GOR PKT. Tidak sekadar menutup jalan, tapi juga memadukan aktivitas olahraga, pelibatan UMKM, dan kehadiran layanan publik. Supaya warga datang bukan hanya untuk jalan kaki, tapi juga mendapatkan manfaat ekonomi dan sosial dalam satu tempat.

Kota yang berkembang bukan cuma soal proyek besar. Yang dibutuhkan warga adalah ruang bersama, aktif, aman, dan bisa dinikmati semua kalangan. Minggu pagi tadi, semuanya bisa dilihat langsung di GOR PKT: tertib, ramai, dan nyata. Semoga semangat yang sama segera bisa hadir di Jalan Ahmad Yani setiap malam akhir pekan. (*)

Oleh : Agus Susanto, S.Hut., S.H., M.H.

BERITA POPULER