spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bioflok Jadi Sorotan di Hari Ketiga Peda KTNA XI Kutai Barat

KUTAI BARAT – Sistem budidaya ikan berbasis bioflok menjadi topik utama yang menarik perhatian peserta pada hari ketiga pelaksanaan Pekan Daerah (Peda) XI Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) se-Kalimantan Timur, yang digelar di Kabupaten Kutai Barat. Kegiatan ini berlangsung di Gazebo Gelar Teknologi, Jalan Sendawar Raya, Kecamatan Barong Tongkok, Senin (23/6/2025) pukul 08.00–12.00 Wita.

Acara ini menjadi ajang berbagi informasi, inovasi, dan edukasi teknologi pertanian serta perikanan yang aplikatif. Sistem bioflok menjadi sorotan karena mampu menjawab tantangan budidaya ikan modern, seperti keterbatasan lahan, efisiensi pakan, dan isu keberlanjutan lingkungan.

Fernandus Lucky, narasumber dari Pokdakan Litaq Aquakulture, menjelaskan bahwa sistem bioflok memanfaatkan mikroorganisme untuk mengolah limbah organik menjadi flok (gumpalan mikroba) yang bisa dimanfaatkan kembali oleh ikan sebagai pakan alami.

“Teknologi ini sangat cocok diterapkan di Kutai Barat. Selain hemat lahan, sistem ini meningkatkan hasil panen dan menekan biaya operasional,” ujarnya.

Bioflok terbukti meningkatkan tingkat kelangsungan hidup (survival rate/SR) ikan serta menurunkan rasio konversi pakan (feed conversion ratio/FCR). Organisme seperti bakteri, alga, protozoa, dan jamur bekerja mengolah limbah—seperti kotoran ikan dan sisa pakan—menjadi biomassa bermanfaat.

Baca Juga:   DPRD Kutai Barat Setujui RPJMD 2025–2029, Jadi Pedoman Pembangunan Lima Tahun ke Depan

Namun, teknologi ini juga memiliki tantangan. Antara lain ketergantungan terhadap pasokan listrik dan kebutuhan aerator secara terus-menerus. Selain itu, biaya awal untuk pembangunan kolam dan instalasi sistem cukup besar.

Fernandus juga memaparkan perlengkapan utama dalam sistem bioflok, seperti aerator, uniring, fine bubble diffuser, air stone, serta alat monitoring kualitas air (pH meter, termometer, TDS meter, dan alat ukur amonia). Kolam terpal berbentuk bulat atau kotak menjadi media utama budidaya.

Dalam sesi ini, peserta juga menyaksikan demo alat dan praktik langsung mulai dari persiapan kolam, inokulasi probiotik, pengukuran kualitas air, hingga pemberian pakan. Diskusi interaktif turut memperkaya pengetahuan peserta tentang penerapan teknologi ini di lapangan.

Dengan antusiasme yang tinggi dari peserta sektor perikanan, sistem bioflok dinilai berpotensi menjadi salah satu solusi budidaya ikan berkelanjutan di Kutai Barat dan Kalimantan Timur secara umum.

Pewarta : Ichal
Editor : Nicha R

BERITA POPULER