spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dari Jalanan Samarinda ke Pipa Migas Nusantara: Jejak Elnusa dan Inovasi Pertastream

ELNUSA bukan nama asing bagi saya. Sejak lama, perusahaan ini menjadi bagian penting dalam perjalanan energi negeri. Di Kalimantan Timur (Kaltim), namanya kerap saya dengar. Dari pengeboran migas hingga distribusi BBM. Jejaknya makin nyata lewat anak usahanya, PT Elnusa Petrofin, yang mengelola transportasi dan distribusi bahan bakar.

Di Samarinda, keluarga saya, Hadi Widianto, baru pensiun tahun ini setelah 18 tahun menjadi karyawan Elnusa. Hampir tiap hari ia mengemudikan truk tangki Pertamina, menyalurkan BBM dari terminal ke SPBU di Samarinda, Bontang, Kutim, Berau, hingga pedalaman Kutai Barat. Dari kisahnya saya paham, di balik logo Pertamina yang melintas di jalan, ada pekerja Elnusa yang menjadi nadi distribusi energi. Mereka jarang disebut, padahal tanpa mereka bahan bakar tak akan sampai ke rumah, sekolah, atau kantor kita.

Hadi Widianto (kiri), karyawan Elnusa Petrofin memeriksa armada truk tangki Pertamina sebelum distribusi BBM di wilayah Kaltim. Foto:Istimewa

Perjalanan Elnusa sendiri bermula pada 1969 dengan nama PT Electronika Nusantara. Dari awal yang sederhana, Elnusa terus berkembang, hingga merambah distribusi BBM lewat Petrofin. Lebih dari lima dekade kemudian, Elnusa tidak lagi sekadar penyedia jasa energi, tetapi juga pelopor inovasi.

Baca Juga:   Semangat Tak Berhenti di Garis Finis: Jejak 5 Tahun Media Kaltim di Jantung Ibu Kota Nusantara

Sejarah baru ditorehkan pada 19 Agustus 2025 di Workshop Merak, Cilegon, saat rangkaian Technology Day digelar. Direktur Utama Pindad, Sigit P. Santosa, bersama Dirut Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, dan Dirut Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja meresmikan pilot In-Line Inspection Ultrasonic Testing Tool (ILI UT).

Sehari berselang, 20 Agustus 2025, produk riset itu resmi diluncurkan ke publik dengan nama Pertastream di fasilitas Elnusa Fabrikasi Konstruksi (EFK) Merak, Banten. Saya memang tidak hadir, tapi menyaksikan peresmiannya melalui video di akun resmi Elnusa.

Dalam tayangan itu tampak sebuah alat silinder pintar—mirip robot inspeksi—bergerak di dalam pipa. Sensor ultrasoniknya membaca ketebalan dinding, mendeteksi retakan, korosi, hingga kebocoran. Logo Pertamina dan Pindad ditampilkan, menandai kolaborasi dua BUMN strategis.

Prototipe Pertastream ditampilkan dalam sesi peresmian. Foto: Tangkapan layar video IG@elnusaofficial

Pesannya jelas: ini bukan produk impor, melainkan hasil rekayasa anak negeri. Dengan akurasi hingga 90 persen pada kecepatan 0,1–1 meter per detik, Pertastream mampu mendeteksi retakan kompleks seperti stress corrosion cracking, kemampuan yang selama ini hanya dikuasai teknologi asing.

Baca Juga:   Rudy–Seno ke Utara Kaltim: Jalan Rusak, Janji Lagi, Warga Menanti Tuntas

Dirut Elnusa, Bachtiar Soeria Atmadja, menyebut peluncuran ini sebagai tonggak penting. “Pertastream bukan hanya solusi teknis, tetapi kolaborasi kemandirian dalam membangun masa depan energi Indonesia yang berkelanjutan,” ujarnya.

Senada, Dirut Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa peluncuran ini bukti nyata sinergi strategis yang tidak berhenti di meja MoU, tapi benar-benar diwujudkan di lapangan. “Kerja sama ini menunjukkan BUMN strategis mampu melahirkan teknologi migas kelas dunia,” ujarnya.

Dirut Pindad, Sigit P. Santosa, menyebutnya kado istimewa untuk HUT ke-80 RI. “Harapan kami, sinergi ini tidak berhenti di satu produk, tapi melahirkan banyak inovasi lain. Indonesia mampu mandiri tanpa bergantung pada produk luar negeri.”

Secara bisnis, data resmi Elnusa mencatat Indonesia punya lebih dari 21.000 km jaringan pipa migas. Dengan Pertastream, potensi revenue inspeksi dan pemeliharaan bisa dioptimalkan. Operasional migas lebih efisien, kompetitif, sekaligus memperkuat program Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Keunggulan lain, Pertastream lebih ringan dibanding metode Magnetic Flux Leakage (MFL) dan kompatibel dengan proses mechanical de-coking.

Baca Juga:   PSU Mahulu: Suara Ulang, Harapan yang Sama

Bagi Indonesia, Pertastream adalah lompatan penting. Alat ini membuat perawatan pipa lebih efisien, memperpanjang umur aset, dan memperkuat ketahanan energi. Relevansinya nyata di Kaltim, lokasi IKN dibangun. Transisi energi tak bisa instan. Gas dari Mahakam dan Sanga-Sanga masih jadi penopang utama. Pertastream hadir memastikan jalur energi itu tetap aman.

Pertastream adalah garda baru energi bangsa. Lahir dari kolaborasi anak negeri, bukan laboratorium asing. Dari pipa migas yang kini diawasi Pertastream, energi Indonesia terus mengalir. Bukti nyata bahwa kedaulatan energi lahir dari usaha sendiri, dan kali ini, kita berhasil membuktikannya. (*)

Agus Susanto, S.Hut., S.H., M.H.
Pemimpin Redaksi Mediakaltim.com

BERITA POPULER