VIRTUAL RUN Media Kaltim 2025 membawa banyak cerita dari berbagai daerah. Tapi ada satu yang paling membekas: langkah-langkah nyata dari Tering ke Long Iram, Kutai Barat (Kubar).
Di sana, Komunitas BUJURUN Kubar memilih untuk tidak hanya menyetor hasil lari lewat aplikasi. Mereka memilih turun langsung ke jalan—berlari, berbagi, dan bergerak.
Adalah Muhammad Daud, Ketua Komunitas BUJURUN. Seorang polisi aktif, yang juga rekan seangkatan saya di S2 Hukum Universitas Merdeka (Unmer) Malang. Ia memimpin langsung persiapan sejak Jumat malam (11/7). Bertempat di rumahnya di Melak Ulu, Daud dan 26 anggota komunitasnya membahas teknis rute, logistik, hingga agenda sosial setelah lari.
Minggu pagi (13/7) hari ini, mereka berangkat dari Melak menuju Tering, menempuh dua jam perjalanan darat. Dari sana, mereka mulai berlari sejauh 5 kilometer menuju Long Iram.
Dari beberapa potongan video dan foto yang dikirim Kepala Biro Media Kaltim Kubar, Taufiq Hartommy alias Ichal, terlihat iring-iringan mobil pick-up mengangkut pelari dan bantuan sembako. Para pelari mengenakan jersey biru bertuliskan “Run Time”—sama dengan ratusan peserta lain di Kaltim dan sejumlah daerah.


Sebagian besar peserta telah menerima distribusi paket jersey melalui jaringan biro Media Kaltim di seluruh kabupaten/kota.
Di Long Iram, mereka tidak hanya menyelesaikan rute, tapi juga menyerahkan 45 paket bantuan sembako kepada warga terdampak kebakaran dan ikut gotong royong di lokasi.
Apa yang dilakukan BUJURUN juga dirasakan pelari lain di berbagai penjuru. Sejak 1 Juli, peserta telah mulai menyetorkan hasil lari mereka. Dari trotoar Samarinda, gang kecil di Babulu, jalan poros Anggana, hingga jalur nasional di Sepaku. Tak ada panggung, tak ada pengibaran bendera start. Tapi semua bergerak. Dari Bandung, Kupang, Malang, Serang, Balangan hingga Jepara. Semua menyatu dalam semangat yang sama.
Lebih dari 300 peserta terdaftar resmi. Mayoritas memilih jarak 5K. Tak ada podium. Tak ada lomba siapa tercepat. Yang dihargai adalah komitmen. Lari di waktu luang, dengan rute masing-masing, lalu menyetorkan hasil. Yang penting: bergerak dan menuntaskan.



Saya atas nama manajemen Media Kaltim menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi. Kami ikut bersama dalam semangat ini. Bersama para pelari, para relawan, dan semua yang telah menjadikan virtual run ini bukan sekadar simbolik.
Virtual run ini bukan soal kecepatan, tapi soal komitmen. Siapa yang mau bergerak dan menuntaskan, itulah yang memberi arti. Dari Samarinda ke Long Iram, dari layar ke jalan. Semua langkah punya makna.
Langkah-langkah ini bukan sekadar olahraga. Tapi tanda bahwa solidaritas bisa menempuh jarak sejauh apa pun, asal niatnya nyata. (*)
Oleh: Agus Susanto, S.Hut., S.H., M.H.