KUTAI BARAT – Sebanyak 715 Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Kutai Barat, yang terdiri dari pejabat administrator hingga pelaksana, mengikuti penilaian potensi dan kompetensi menggunakan metode Computer Assisted Competency Test (CACT). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kutai Barat selama enam hari, mulai Senin (2/12/2024) hingga Sabtu (7/12/2024).
Kegiatan yang berlangsung di ruang laboratorium komputer Kantor Korpri Kutai Barat ini merupakan langkah strategis Pemkab Kutai Barat untuk mendukung percepatan reformasi birokrasi berbasis sistem merit. Kepala BKPSDM Kutai Barat, Yuli Permata Mora, menegaskan pentingnya tes ini sebagai upaya meningkatkan kualitas ASN, khususnya di daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Pemetaan potensi dan kompetensi ASN ini sangat relevan, mengingat Kutai Barat adalah salah satu daerah penyangga IKN yang memerlukan aparatur dengan kompetensi dan potensi sesuai tuntutan masa depan,” ungkap Yuli pada Rabu (4/12/2024).
Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan instruksi Sekretaris Utama Badan Kepegawaian Negara (BKN), yang mengarahkan tujuh kabupaten/kota di sekitar IKN untuk mengikutsertakan 20.000 ASN dalam program penilaian potensi dan kompetensi. Kutai Barat mendapat kuota 715 ASN pada tahap pertama.
“Setelah menerima arahan dari BKN, kami segera berkoordinasi dengan Pusat Penilaian Kompetensi ASN untuk melaksanakan tes ini di Kabupaten Kutai Barat. Kami berharap seluruh ASN di Kutai Barat dapat mengikuti program ini di masa mendatang,” ujar Yuli.
Tiga Area Kompetensi yang Dinilai Dalam tes CACT ini, terdapat tiga area kompetensi utama yang menjadi fokus:
Kompetensi Manajerial dan Sosial-Kultural
– Menilai kemampuan ASN dalam mengelola tugas serta hubungan sosial melalui sembilan instrumen penilaian.
Literasi Digital
– Mengukur kemampuan ASN dalam memanfaatkan teknologi digital untuk menunjang pekerjaan, menggunakan empat instrumen.
Emerging Skills
– Menilai keterampilan baru yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang terus berkembang, melalui 12 instrumen.
“Hasil dari tes ini akan menjadi dasar penting dalam merancang program pengembangan kompetensi yang lebih terarah. Kami berharap data ini tidak hanya menjadi statistik, tetapi juga menjadi pijakan untuk pelatihan dan bimbingan teknis guna meningkatkan kapasitas ASN,” jelas Yuli.
Yuli juga menegaskan bahwa tes ini merupakan bagian dari upaya percepatan reformasi birokrasi yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Pemetaan kompetensi ini diyakini akan memberikan dampak positif bagi pengembangan karir ASN serta memperkuat kapasitas aparatur dalam menghadapi tantangan dan perubahan di masa depan,” tambahnya.
Selain itu, Yuli berharap kegiatan ini dapat mendukung penerapan manajemen talenta ASN di Kabupaten Kutai Barat sehingga lebih terarah dalam mengembangkan potensi aparatur sesuai kebutuhan daerah.
“Tes ini menjadi langkah awal untuk meningkatkan kualitas ASN di Kabupaten Kutai Barat guna mempercepat pencapaian tujuan reformasi birokrasi,” tutupnya.
Pewarta: Ichal
Editor: Agus S