TIDAKĀ ada pesta. Tidak ada keramaian. Ulang tahun bagi saya bukan perayaan, melainkan mengingatkan hidup di dunia berkurang, dan kematian adalah sesuatu yang pasti.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, momen ini saya lewati bersama istri tercinta dengan sederhana. Pagi ini (13/8), ada kejutan. Kue puding buatan tangannya, lengkap dengan hadiah jam tangan.
Kami punya tradisi saling memberi kejutan setiap tahun. Apalagi ulang tahun kami hanya terpaut lima hari. Istri 8 Agustus dan saya 13 Agustus. Dan kebetulan sama-sama lahir pada 1978.
Di usia 47, saya sudah niatkan, tidak lagi sibuk mengejar ambisi duniawi. Sebagian besar sudah saya lewati. Harapan terbesar sekarang hanyalah melihat ketiga anak tumbuh menjadi kebanggaan, anak sholeh dan sholehah yang kelak mendoakan orang tuanya.
Alfiani Hanifah Salsabila, anak pertama kami, kini sedang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata (KKN) sambil menyelesaikan semester tujuh di FKIP Universitas Mulawarman. Muhammad Zacky Alghofari, anak kedua, telah menyelesaikan pendidikan di Pondok Gontor dan sedang masa pengabdian. Sedangkan si bungsu, Muhammad Azka Wirsena, memilih jalur pondok sejak SMP di Daarul Ukhuwwah Malang dan saat ini sudah kelas 2.
Hidup, bagi saya, bukan hanya tentang keluarga yang kita besarkan, tapi juga tentang membangun sesuatu yang mampu menampung rezeki banyak orang dan menjadi amal yang terus mengalir. Maka, sejak 2020, saya mulai membangun Media Kaltim Network (MKN), yang kini memiliki lebih dari 40 karyawan di berbagai daerah.
Tahun ini, setelah ucapan dari istri, pesan hangat juga datang dari anak pertama saya, Alfiani, yang memberi doa dan ucapan terbaiknya. Tak lama kemudian, ucapan pertama dari rekan kerja masuk lewat japri dari Adhi Abdian, Kepala Perwakilan Media Kaltim di Samarinda. Setelah itu, pesan-pesan lain mengalir di grup WhatsApp kantor. Doa untuk kesehatan, keberkahan, dan kesuksesan. Bagi saya, itu bentuk kekeluargaan yang lebih berharga daripada sekadar formalitas.
Saat ini, di tengah kesibukan mengurus perusahaan, saya mulai memaksakan diri untuk kembali rutin menulis setelah cukup lama terhenti. Sejak tahun lalu, saya juga membangun firma hukum Satu Nusantara Law Firm bersama Mumtazah Bura Datu, rekan kerja yang sebelumnya pernah bersama saya di dunia media. Kegiatan ini memperluas ruang gerak saya, dari dunia media ke ranah hukum.
Bagi saya, ulang tahun bukan sekadar penambahan usia, melainkan momen untuk memastikan langkah ke depan memberi manfaat yang lebih besar. Semoga sisa umur dapat digunakan untuk memberi nilai tambah bagi keluarga dan banyak orang. Barakallahu fiikum.Ā (*)
Oleh: Agus Susanto, S.Hut., S.H., M.H.